Sejarah Desa Botolempangan

Nama Desa

Botolempangan adalah sebuah nama yang dilatarbelakangi oleh sejarah dan diabadikan di beberapa daerah lain sebagai nama kampung maupun nama jalan di kota-kota. Nama ini sering dijumpai dalam tulisan maupun pengucapan sebagai "Bontolempangan" bagi orang yang tidak mengetahuinya, padahal yang benar adalah "BOTOLEMPANGAN". BOTOLEMPANGAN terdiri dari dua kata, BOTO dan LEMPANGAN.

Menurut sejarah, BOTO adalah gelar yang diberikan kepada seorang pengembara yang tidak diketahui asal-usulnya namun memiliki keahlian pada masa pemerintahan Kerajaan Gowa. Dalam bahasa Makassar, disebut Tau Tarrus. Gelar ini bisa disandang oleh beberapa orang tertentu. Namun, Botolempangan bukan hanya Tau Tarrusu tetapi juga digelari Tunipakammayya Kananna. Ia dipercaya memiliki kemampuan untuk mengetahui hal-hal yang akan terjadi dan kebenarannya telah teruji pada masa pemerintahan Raja Gowa.

LEMPANGAN adalah nama kampung yang berasal dari bahasa Bugis, Leppangen, yang berarti tempat singgah atau persinggahan. Kampung ini dihuni oleh penduduk yang berbahasa Makassar, sehingga nama tersebut kemudian berubah menjadi Lempangan. Masyarakat percaya bahwa sosok manusia tersebut pernah berdiam di kampung ini, sehingga nama kampung ini diberi nama Lempangan. Di kampung ini terdapat sebuah tanda yang diakui oleh masyarakat turun-temurun, yaitu sebuah batu nisan yang berbentuk batu asahan (batu gosok) di atas sebuah kuburan. Masyarakat setempat mengetahui bahwa kuburan tersebut adalah pusara mendiang yang sampai saat ini dipelihara dan sering dikunjungi oleh orang dari luar daerah maupun masyarakat desa sendiri. Akhirnya, nama awal kampung tersebut digelar Kampung Lempangan yang kini menjadi ibu kota desa. Keterpaduan dari dua nama yang mempunyai makna sejarah ini disepakati pada musyawarah pembentukan desa pada tahun 1965, dan diberilah nama BOTOLEMPANGAN sebagai nama desa.

Sejarah Singkat Pemerintahan Desa

Desa Botolempangan pada masa silam disebut Koordinator di bawah wilayah kekuasaan distrik Bontoa. Pada tahun 1965, sebelum pemberontakan G30S/PKI, Desa Botolempangan terbentuk melalui musyawarah yang dipimpin oleh Ismail (dikenal sebagai Galla Samaila), pejabat koordinator pada masa itu. Desa Botolempangan pertama kali dipimpin oleh Bapak Basrah Dg Masiga (dikenal sebagai Galla Salenrang) yang berkedudukan di Kampung Lempangan di bawah wilayah pemerintahan Kecamatan Bantimurung. Pada tahun 1992, Desa Botolempangan dimekarkan menjadi dua desa sehingga dibentuk Desa Persiapan Salenrang setelah terbentuknya Pemerintahan Kecamatan Maros Utara. Selanjutnya, Desa Botolempangan beralih kembali pada wilayah Pemerintahan Kecamatan Maros Utara yang berkedudukan di Panjallingan. Pada tahun 2001, setelah pergantian nama, Maros Utara diubah namanya menjadi Bontoa, sehingga Desa Botolempangan sekarang berada di bawah wilayah Kecamatan Bontoa.

Sebuah desa yang bertempat di kecamatan Bontoa, kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia